Digelar Festival Geopark Gunung Sewu 2024 Di Pracimantoro Di Hadiri Ribuan Pasang Mata


WONOGIRI, JATENG || Wartajawatengah.com_ Festival Geopark Gunung Sewu 2024, selama empat hari menyedot ribuan pengunjung, yang digelar di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Minggu (13/10/2024).  


Koordinator Festival Geopark Gunung Sewu 2024, Faris Wibisono, mengatakan kawasan kars Gunung Sewu menjadi pembeda festival ini dibandingkan festival tahun-tahun sebelumnya. Festival digelar dengan berbagai kegiatan budaya dan olahraga yang diikuti ribuan warga. 


" Tujuan festival ini, yaitu untuk memberdayakan warga kawasan Gunung Sewu. Selain itu, menumbuhkan kesadaran warga terhadap potensi besar kawasan tersebut sekaligus kelestarian lingkungan Gunung Sewu," Tutur Faris.


Rangkaian acara festival Gunung Sewu dimulai dengan geowisata bagi anak-anak sekolah dasar. Kemudian sarasehan bersama tim Museum Song Terus Pacitan, ada pula lokakarya pembuatan wayang rebel Indonesia dan dilanjutkan sarasehan bersama komunitas Resan Gunungkidul.


Puluhan pertunjukan seni budaya yang ditampilkan anak-anak sekolah turut meramaikan kegiatan tahunan itu. Mereka menampilkan tari-tarian, solo vokal, dan mendongeng.


Puncaknya, gowes yang diikuti seribuan orang melintasi lembah Bengawan Solo Purba sejauh 17,2 kilometer pada Minggu pagi. Selanjutnya pertunjukan seni tradisional Reog menjadi penutup rangkaian acara tersebut.


“Yang berbeda Festival Geopark tahun ini yaitu adanya kolaborasi tiga daerah di kawasan Gunung Sewu. Ini tidak terjadi pada festival sebelumnya. Kolaborasi ini penting untuk menunjukkan Gunung Sewu ini milik bersama, tidak bisa dikotak-kotakkan,” imbuh Faris.


Dengan kolaborasi itu, Faris menyampaikan ada pertukaran ide dan budaya antarwarga di kawasan Gunung Sewu. Masyarakat di kawasan Gunung Sewu pun sama-sama merasa memiliki kawasan tersebut. Dengan begitu, ada kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan secara kolektif.


Faris mencontohkan Komunitas Resan di Gunungkidul secara aktif melakukan konservasi sumber daya air secara swadaya masyarakat. Mereka secara rutin menanam pohon dan menginventarisasi pohon yang bisa menjaga sumber air. Kegiatan itu, semestinya juga bisa dilakukan di Kabupaten Wonogiri serta lokalitas Jadi Sajian Utama.


“Kami jadi tahu, jadi sadar, bahwa semestinya warga di kawasan karst di Kabupaten Wonogiri juga harus melakukan itu. Makanya yang kami libatkan dalam kegiatan ini kebanyakan pemuda karang taruna dan kepala dusun. Harapannya mereka bisa tahu dan sadar konservasi lingkungan desa,” jelas Faris.


Faris mengharapkan luaran atau output Festival Geopark Gunung Sewu yakni warga bisa menjaga lingkungan kars sekaligus memanfaatkan potensi kawasan untuk meningkatkan ekonomi. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Wonogiri juga harus rutin memfasilitasi kegiatan konservasi dan pemberdayaan masyarakat kawasan Gunung Sewu.


“Tidak perlu mengeluarkan anggaran yang besar. Tetapi  yang penting harus simultan dan berkelanjutan. Tidak sekadar seremonial,”  Pungkas Faris.



(Red/Pupung)