BANTUL, DIY (Wartajawatengah.com)_ Momentum Spirit Qurban 1445 H, Lingkar Studi Islam Al-Hasan Kupangsari, Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Silaturahmi kedatangan rombongan bertempat di kediaman Nuwo Ny. Maimunah, S.Ag, M,Hum, pembimbing Pondok Pesantren Al- Fitroh Jejeran, Wonokromo Kabupaten Bantul, DIY, Minggu (23/06/2024).
Peringatan Haul, dalam rangka mengenang keteladanan sosok Kyai Hasan (Temenggung Joyo Dipo) bin KH. Abdurrahman bersama Istri beliau bernama Nenek Bei Mi'ah Hasan binti Rajo Alam VIII. Beliau termasuk Dzuriyah Abah Ismail Mustajab bin Ahmad bin Salwi/Alwi, gelar Pengiran Puting bin Pengiran Muhammad Kusuma Yuda dari Balau, dan Muhammad Wazri bin Idris bin Wongso Inggeno bin Kyai Jokerti kemarin. Kegiatan Haul tersebut juga diikuti oleh Para Dzuriyah dan Warga masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al-Fitroh Jejeran, Wonokromo, Kabupaten Bantul, DIY.
Turut hadir Dzuriyah beliau Kyai Hasan, diantaranya Tokoh Agama sekaligus tokoh Adat Lit, Penyeimbang Adat Tiyuh Gunung Sugih Besar Ustadz Ibrahim Syah, Ustadz Mahmud pembina LSI Al-Hasan dan Ustadz Rustam Nawawi Pelaco, S.Pd.I., M.Pd.
Dalam Tausiyah Singkat sebelum memimpin Mujahadah, Kyai Misbakhul Munir yang akrab di sapa Gus Ibah dari Pugung Raharjo menuturkan.
” Mari keluarga santri Lingkar Studi Islam Al-Hasan Kupangsari, dan masyarakat agar Istiqomah melakukan mujahadah dan haul mengenang amal kebaikan dan meneladani perjalanan hidup Kyai Hasan. Terutama dakwah Islam wasathiyah dalam penjaga tradisi maulid al- barzanji dan Dzikir Tahlil. Karena, akhir-akhir ini ada aliran Islam anyar yang membit'ah-bit'ahkan tahlilan, memusrikkan ziarah kubur dan lainnya." Tutur Kyai Misbakhul Munir.
Dilanjutkan sambutan Pembina Lingkar Studi Islam Al-Hasan Ustadz Mahmud menuturkan.
Kyai Hasan merupakan keturunan Buay Pelaco, dari jalur Tuan Syayikh bin Tuan Segarit yang merupakan cikal bakal pendirian Desa Tiyuh Gunung Sugih Besar. Kyai Hasan sebagai kyai kampung sekaligus Kepala Suku atau Kepala Dusun selain mengajari santri ilmu Al-Qur’an dan fiqih, juga membimbing masyarakat melalui kegiatan dakwah sosial keagamaan, budaya dan birokrat.
Sementara Pengasuh Lingkar Studi Islam Al-Hasan yang juga Waka III STEBI Al-Muhsin Yogyakarta, Ustadz Rustam Nawawi Pelaco, S.Pd.I., M.Pd menegaskan.
" Alhamdulillah, proses penilitian tentang transformasi pendidikan Kyai Hasan hampir selesai, dan riset berikutnya yakni Bapak Ismail sosok santri dari Penghulu Kasim itu. Kiprahnya dalam khadimul ummah (pelayan umat) mentransformasi nilai-nilai karakter altruistik, melalui ilmu seni pencak silat dan ilmu ketabiban suwuk atau ruqyah. Kedua disiplin ilmu itu, menjadi satu kesatuan dalam khazanah keilmuan Islam." Tandas Ustad Rustam.
Ustad Rustam Nawawi Peleco, S.Pd, M.Pd menambahkan, agar santri melanjutkan perjuangan kyai.
" Kita sebagai Santri, menjadi garda terdepan dalam melanjutkan warisan perjuangan Kyai Hasan, dan penguatan tradisi keilmuan para kyai-kyai dan ulama," Pungkas Ustad Rustam.
(Red/Mawan)
Social Plugin