GUNUNGKIDUL, DIY || wartajawatengah.com_ Proses seleksi pengisian pamong dan staf Kalurahan Tileng, Kapanewon Girisubo, berjalan lancar tanpa kendala. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula SMKN 1 Girisubo, Rabu (24/9/2025), diikuti 19 peserta untuk empat formasi lowongan.
Dalam keterangannya, Lurah Tileng, Suwardi, S.Pd., menyampaikan bahwa penjaringan dilakukan secara terbuka dan hasil diumumkan berdasarkan nilai murni. Adapun hasil seleksi adalah sebagai berikut:
•Pamong Kamituwo: 6 peserta, lolos Linda Istiyawati dengan nilai 88,00.
•Staf Jogoboyo: 4 peserta, lolos Hadid Hidayatullah dengan nilai 48,62.
•Staf Pangrepto: 6 peserta, lolos Anggit Yudho Cahyono dengan nilai 60,50.
•Staf Tata Laksana: 3 peserta, lolos Revita Nurcahyani dengan nilai 91,15.
Suwardi menegaskan, pihaknya bersyukur seleksi dapat berjalan aman, tertib, dan transparan.
“Kami mengucapkan terima kasih, seluruh rangkaian berjalan lancar dan tidak ada hal-hal yang mencederai proses. Ini murni hasil dari kerja keras para peserta,” tegasnya.
Isu Money Politik Dibantah Tegas
Saat ditanya awak media terkait dugaan praktik money politik yang kerap mewarnai seleksi pamong di beberapa wilayah Gunungkidul, Suwardi dengan tegas membantah.
“Tidak ada praktik semacam itu di Kalurahan Tileng. Selama saya menjabat lurah, ini sudah dua kali seleksi pamong dan saya pastikan kami menolak keras pemerasan atau jual beli jabatan. Semua teknis ada di tangan tim penguji, bahkan sejak malam sebelum tes mereka sudah dikarantina agar tidak ada intervensi,” jelasnya.
Meski tidak menyebutkan nama, awak media menyinggung adanya kasus di salah satu kalurahan lain di Gunungkidul, yang hingga kini masih tersendat akibat dugaan praktik money politik. Menanggapi hal itu, Suwardi menyatakan pihaknya akan menjadikan kasus tersebut sebagai pelajaran berharga.
“Kami tidak ingin meniru hal-hal yang tidak terpuji. Prinsip kami jelas, pengisian pamong harus bersih dan ikhlas, karena ini menyangkut masa depan pelayanan masyarakat,” tegasnya.
Fenomena dugaan money politik dalam seleksi pamong desa di Gunungkidul bukan isu baru. Sejumlah kalurahan disebut-sebut tersandung masalah serupa, hingga proses pengangkatan pamong terkatung-katung. Namun, Kalurahan Tileng mencoba membangun citra bersih dengan menolak praktik tersebut dan mengedepankan transparansi dalam setiap tahapan.
Dengan langkah ini, publik diharapkan bisa menilai bahwa proses seleksi pamong di Tileng benar-benar murni berdasarkan kemampuan, bukan karena uang.
(Red/Pupung)
Social Plugin