Demi Seragam Polisi, Harapan Seorang Ayah Digilas Modus Jalur Khusus

PEKALONGAN, JATENG || wartajawatengah.com_ Harapan seorang ayah agar anaknya bisa menembus Akademi Kepolisian (Akpol) berubah menjadi mimpi buruk. Dwi Purwanto, warga Pekalongan, kehilangan uang hingga Rp2,6 miliar setelah tertipu janji manis empat orang yang mengaku bisa “meloloskan” anaknya lewat jalur khusus. Ironisnya, dua di antaranya adalah aparat penegak hukum aktif di Polres Pekalongan sendiri — Aipda F dan Bripka AUK.


Dwi Purwanto, menceritakan bagaimana dirinya percaya pada tawaran jalur khusus itu. Demi memenuhi permintaan uang yang disebut sebagai “biaya kuota”, ia rela menjual dua mobil mewah — Rubicon dan Mini Cooper — bahkan meminjam ke kerabat.


“Katanya ini kuota khusus, tinggal bayar Rp3,5 miliar. Uang itu hasil kerja keras saya. Demi anak, saya percaya. Tapi ternyata saya ditipu,” ujar Dwi dengan nada kecewa, Rabu (22/10/2025).


Kasus ini mulai terkuak setelah anak Dwi gagal dalam tes kesehatan seleksi Akpol, meskipun uang telah diserahkan secara bertahap — mulai dari uang muka Rp500 juta hingga beberapa transfer berikutnya. Merasa dikhianati, Dwi akhirnya melapor ke Polda Jawa Tengah pada Agustus 2025.


Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menegaskan bahwa penyidikan tengah berjalan dan akan dilakukan secara profesional serta transparan.


“Kasus ini melibatkan empat pelaku, dua oknum Polri dan dua warga sipil. Setelah proses penyidikan selesai, akan dilakukan tindakan tegas sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.


Hingga saat ini, penyidik baru berhasil menyita sekitar Rp600 juta dari total kerugian korban. Sementara sisanya masih dalam pelacakan.


Kasus ini menampar wajah institusi kepolisian yang tengah berupaya memulihkan kepercayaan publik. Janji integritas dalam rekrutmen Akpol kini kembali dipertanyakan — benarkah semua murni seleksi, atau masih ada “jalur istimewa” yang diperdagangkan di bawah meja?





(Red/Giyarto)