GUNUNGKIDUL, DIY || wartajawatengah.com_ Sebuah video yang kini viral di media sosial mengungkap jeritan hati seorang ibu muda dari Kapanewon Patuk, Gunungkidul. Dengan suara bergetar, ia mempertanyakan lambatnya proses hukum terhadap tersangka pencabulan terhadap anaknya yang baru berusia tiga tahun. Pelaku yang disebut-sebut sebagai kakek korban, berinisial HW (53), hingga kini masih bebas berkeliaran, meski laporan telah dibuat sejak April 2025.
Peristiwa memilukan ini bermula ketika sang ibu tengah memandikan anaknya pada 28 April 2025. Si kecil mengeluh kesakitan di bagian kemaluan. Saat ditanya dengan hati-hati, bocah itu mengaku telah dilecehkan oleh kakeknya sendiri — pria yang biasa ia panggil “Papa.” Dugaan kekerasan seksual itu tak hanya terjadi di area kemaluan, tetapi juga pada bagian anus korban.
Laporan resmi kemudian dibuat ke Polres Gunungkidul. Pihak kepolisian telah melakukan visum et repertum serta pemeriksaan psikologis. Hasilnya menunjukkan tanda-tanda trauma psikis mendalam pada korban. Namun, enam bulan setelah laporan masuk, belum ada penahanan terhadap pelaku.
“Anak saya trauma berat, sering menangis ketakutan jika mendengar nama pelaku. Kami bahkan harus pindah rumah karena takut bertemu dengannya. Tapi hingga kini, belum ada tindakan hukum yang jelas,” ujar sang ibu dalam video yang tersebar di platform X dan Instagram, Jumat (24/10/2025).
Kasus ini menimbulkan keprihatinan publik, mereka menilai lambannya penegakan hukum mencederai rasa keadilan bagi korban kecil dan keluarganya. Diduga kasus ini terhambat, karena hubungan kekeluargaan antara korban dan pelaku, serta kurangnya percepatan tindak lanjut oleh penyidik.
“Anak adalah korban berlapis — tidak hanya dilecehkan secara fisik, tetapi juga secara sistemik ketika hukum berjalan lambat,” pungkasnya.
Kini, publik menunggu langkah konkret dari aparat penegak hukum. Keadilan yang tertunda adalah luka baru bagi korban yang masih harus berjuang menghapus trauma masa kecilnya.
(Red/pupung)

Social Plugin