GUNUNGKIDUL, DIY || Wartajawatengah.com_ Berbicara kuliner ekstrem di Gunungkidul, Yogyakarta, seolah tidak pernah habis. Mulai dari belalang, ulat, kepompong, hingga Puthul yang muncul dalam awal musim penghujan, pada saat ini mulai diburu warga diwilayah Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Minggu (03/11/2024).
Puthul sejenis serangga yang banyak terdapat di dedaunan di awal musim penghujan. Kemunculannya berlangsung tak begitu lama, hanya beberapa hari, namun menjadi rejeki bagi masyarakat. Selain untuk lauk, puthul juga diperjualbelikan dengan harga cukup lumayan untuk penghasilan sampingan.
Warga Padukuhan Belang, Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop, Untung (30) mengatakan, beberapa hari ini, dirinya bersama beberapa tetangga berburu puthul yang hanya muncul di dedaunan, pada sore menjelang malam, sekitar pukul 18.00 WIB sampai 21.00 WIB.
Berbekal botol plastik yang telah dimodifikasi dan lampu senter, dirinya menyusuri ladang di sekitar Wilayah ladang Ngrandu Alas, dalam wilayah Padukuhan Belang, Kalurahan Bohol.
"Biasanya lebih dari satu, kadang dua ada juga yang tiga ekor. Kalau lokasinya banyak pohon yang berdaun itu, tidak butuh waktu lama. Tetapi jika pas sulit, ya bisa dapatnya tidak seberapa. Jika beruntung dalam waktu satu jam saja, botol (air mineral ukuran 1500 ml) bisa terisi penuh," kata Untung.
Hasil tangkapan puthul dijadikan olahan untuk dikonsumsi sendiri. Namun tak jarang juga, puthul tersebut ia jual, lantaran banyak masyarakat yang menginginkan serangga tersebut.
"Kadang diolah, kadang juga dijual kalau harganya cocok, hanpir satu botol air mineral isi 1.500 ml itu saya jual Rp 50ribu. Kalau botol kecil itu 20ribu." Jelas Untung.
Puthul yang telah didapat dibawa pulang guna untuk di olah menjadi masakan. Pertama puthul dibersihkan menggunakan air, bagian sayap puthul yang cukup keras itu harus lepaskan terlebih dahulu dari tubuhnya. serangga kecil itu direbus dengan bumbu, setelah ditiriskan, lalu digoreng.
"Rasanya gurih seperti belalang kecil, selain untuk camilan, juga untuk lauk makan nasi anget," imbuh Untung.
"Sudah banyak kok yang menjual di online juga, di Facebook itu dijual per botol, atau yang sudah matang juga ada," Pungkasnya.
Salah seorang Ahli Pertanian di Gunungkidul, Sugeng Raharjo, mengatakan Puthul atau Phyllophaga hellery adalah salah satu hama yang menjadi musuh besar petani. Hewan yang merupakan famili Scarabaeidae sub famili Melolonthinae dari ordo Coleoptera ini aktif menyerang perakaran tananan padi.
"Puthul yang selama ini sering dicari masyarakat itu, larvanya nanti menjadi hama ditanaman padi. Mencari makannya di daun," Tutur Sugeng.
Dijelaskannya, puthul akan bertelur di dalam tanah, lalu menetas menjadi uret bersamaan dengan perkembangan padi. Uret berkembang baik yaitu ditempat yang banyak mengandung bahan organik. Setelah itu, uret masuk ke dalam tanah, dan lamanya uret didalam tanah sekitar 4-6 bulan. Lalu munculah puthul.
"Jadi puthul muncul awal musim penghujan," pungkas Sugeng.
(Redaksi/Pupung)
0 Komentar