GUNUNGKIDUL, DIY || wartajawatengah.com — Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 resmi dibuka di Lapangan Logandeng, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (11/10/2025).
Pembukaan ditandai dengan pelaksanaan program Gelaran Olah Rupa, yang menjadi ruang ekspresi dan kolaborasi antara seniman, kurator, serta masyarakat lokal. Rangkaian pembukaan berlangsung meriah dengan pawai budaya yang diikuti perwakilan dari berbagai dinas kebudayaan dan pariwisata di seluruh DIY. Arak-arakan bertema Pawai Rajakaya, yang menampilkan ternak sebagai simbol rasa syukur atas kelimpahan rezeki, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang hadir di sekitar lokasi.
Para peserta mengenakan busana adat khas daerah masing-masing, sambil membawa ikon budaya yang merepresentasikan kekayaan tradisi dari lima kabupaten/kota di Yogyakarta. Pawai ini sekaligus menegaskan semangat kebersamaan dan gotong royong dalam memperkuat identitas budaya daerah.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, secara resmi membuka pameran dengan prosesi penancapan dupa bersama para kurator dan perwakilan masyarakat. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam setiap penyelenggaraan FKY.
“FKY dengan rebranding baru memasuki tahun ketiga. Tahun ini kami hadir di Gunungkidul, dan semangatnya adalah menghadirkan festival kebudayaan yang dalam proses dan praktiknya benar-benar melibatkan masyarakat di mana festival itu berlangsung,” ujar Dian.
Menurut Dian, Gelaran Olah Rupa bukan hanya pameran seni rupa, melainkan juga bentuk perjumpaan lintas disiplin yang mempertemukan seniman, budayawan, dan masyarakat dalam satu ruang dialog.
Dengan mengusung tema “Bertamu–Perjumpaan”, kegiatan ini diharapkan menjadi wadah pertukaran ide, nilai, dan pengalaman lintas generasi. Pameran tahun ini menampilkan karya dari 18 seniman dan tokoh adat, terbagi dalam sembilan kelompok hasil program Residensi Pekan Sowan yang digelar di sejumlah wilayah Gunungkidul, antara lain Logandeng, Giring, Semin, hingga Pantai Siung. Karya-karya tersebut lahir dari pengalaman langsung seniman saat berinteraksi dengan kehidupan masyarakat setempat.
“Seru sekali, banyak pawai yang menarik dan unik. Selain itu, stand kulinernya lengkap dan tempatnya tertata rapi,” ujarnya.
Festival Kebudayaan Yogyakarta 2025 di Gunungkidul akan berlangsung hingga 18 Oktober 2025, setiap hari pukul 10.00–21.00 WIB. Selain pameran dan pertunjukan seni, panitia juga menyiapkan sesi wicara budaya “Daya Seni dari Denyut Hidup?” pada 15 Oktober mendatang, yang akan menghadirkan sejumlah komunitas seni untuk berbagi pengalaman residensi.
Dengan partisipasi aktif seniman dan masyarakat, FKY 2025 diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem kebudayaan yang inklusif, serta meneguhkan posisi Yogyakarta sebagai daerah dengan dinamika seni dan tradisi yang hidup di tengah masyarakat.
(Red/PuPung)
Social Plugin