Komunitas Driver Bersama Gus Pri Gelar Pertemuan Santai Cari Solusi Uji KIR di Taman Wisata GBL Piyungan


YOGYAKARTA, DIY || wartajawatengah.com_ Dalam upaya menjembatani keluhan masyarakat, khususnya sopir dan pengusaha angkutan terkait pelaksanaan Uji KIR (Kelayakan Jalan Kendaraan Bermotor), tokoh masyarakat Jawa Timur, Gus Pri, mengadakan pertemuan santai dengan perwakilan komunitas driver Yogyakarta di Taman Wisata GBL Piyungan, DIY, Kamis (24/07/2025). 

Acara ini digagas sebagai ruang dialog terbuka, untuk mendengar langsung kesulitan yang dihadapi para pemilik kendaraan dalam menjalani prosedur Uji KIR, yang selama ini dinilai rumit dan membebani. 

Latar belakang dan tujuan pertemuan, dengan harapan Uji KIR sebagai syarat wajib bagi kendaraan komersial dan pribadi sering menjadi sumber keluhan panjang, mulai dari biaya tambahan tidak transparan, prosedur berbelit, antrean memakan waktu, hingga ketidakpastian jadwal pengujian. Melihat kompleksitas ini, Gus Pri yang dikenal dekat dengan aspirasi akar rumput memilih pendekatan informal untuk menggali persoalan secara mendalam. Pertemuan di ruang terbuka Taman Wisata GBL Piyungan sengaja dirancang santai agar peserta leluasa menyampaikan aspirasi tanpa tekanan birokratis.  

“Ini bukan sekadar seremonial, tapi upaya konkret menampung suara mereka yang langsung merasakan dampak kebijakan. Kami ingin Dinas Perhubungan memahami keluhan ini dari sudut pandang pengguna,” ujar Gus Pri.  

Koordinator driver Jogja, Iwan, menegaskan, agenda dan harapan komunitas driver dan perwakilan komunitas driver dari berbagai daerah Yogyakarta menyampaikan poin-poin kritis, termasuk inkonsistensi biaya antara tarif resmi dan pungutan di lapangan, durasi antrean yang menghabiskan waktu kerja hingga berhari-hari. Kendala teknis seperti alat uji kerap rusak atau syarat dokumen tumpang-tindih, serta minimnya lokasi pengujian di wilayah pedesaan yang memaksa driver menempuh jarak jauh.  

“Kami berharap Gus Pri, menjadi corong yang menyampaikan ini ke Dinas Perhubungan. Solusi seperti sistem online terpadu, penambahan unit pelayanan keliling, atau penyederhanaan prosedur sangat mendesak," kata Iwan.

Turut hadir aktivis transportasi Yogyakarta Joni dan Yuli, menegaskan peran strategis Gus Pri dan dukungan sopir, sebagai figur yang kerap menjadi mediator antara warga dan pemerintah, Gus Pri diharapkan mampu, menerjemahkan keluhan teknis menjadi rekomendasi kebijakan aplikatif. Pertemuan ini akan dirangkum dalam laporan terstruktur untuk diserahkan langsung ke Dinas Perhubungan Provinsi, disertai tuntutan percepatan perbaikan layanan.  

“Kredibilitas Gus Pri dalam menyuarakan isu masyarakat tidak diragukan. Dialog seperti ini bisa menjadi model resolusi masalah partisipatif,” ujar Joni. 

Lokasi simbolis dan dampak jangka panjang pemilihan Taman Wisata GBL Piyungan—kawasan wisata alam di Jalan Wonosari Km 12, Piyungan, Bantul, yang dikenal suasana asrinyaebagai lokasi pertemuan merepresentasikan semangat kebersamaan dan kenyamanan yang ingin diwujudkan dalam layanan publik. Jika berhasil, kolaborasi ini berpotensi memicu reformasi sistem Uji KIR, seperti digitalisasi proses pendaftaran dan pembayaran, peningkatan jumlah pos uji dan inspektur, serta mekanisme pengaduan real-time untuk transparansi.  

Lebih lanjut Gus Pri, menekankan ekspektasi ke depan pertemuan ini diharapkan tidak berhenti pada diskusi, tapi menjadi langkah awal transformasi layanan transportasi di Yogyakarta.

“Solusi harus lahir dari bawah. Aspirasi driver adalah kompas bagi kebijakan yang manusiawi," pungkas Gus Pri.  

Dengan harapan rilis ini disusun untuk mendorong transparansi dan partisipasi publik dalam pembangunan kebijakan transportasi, khususnya menampung aspirasi para driver terkait pelaksanaan Uji KIR di DIY. 




(Red/S.Pri)