GUNUNGKIDUL, DIY || wartajawatengah.com – Warga Kalurahan Botodayaan, Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, tengah diguncang kabar tidak sedap. Seorang pria berinisial TR, warga Padukuhan Tipes, yang diketahui merupakan suami dari (AS), Kepala Wilayah (Dukuh) setempat, diduga melakukan tindakan tidak pantas dengan menandai pakaian dalam milik warga.
Peristiwa memalukan ini terungkap setelah korban W (32), yang kerap dirugikan terhadap pakaian dalamnya, dan adanya inisiatif melakukan pengintaian. Benar saja, korban berhasil memergoki pelaku saat hendak melakukan hal serupa terhadap celana dalam miliknya.
Warga yang geram langsung mengamankan pelaku dan membawanya ke Balai Kalurahan Botodayaan pada Rabu (5/11/2025). Dalam pertemuan itu hadir pihak pelaku, korban, pamong kalurahan, tokoh masyarakat, serta unsur karang taruna untuk mencari jalan penyelesaian secara kekeluargaan.
Warga menyayangkan tindakan tak pantas tersebut, terlebih pelaku merupakan suami dari seorang perangkat desa.
“Kami sangat kecewa, apalagi pelakunya suami dari ibu Dukuh. Perbuatan seperti ini mencoreng nama baik kalurahan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Namun, pernyataan yang muncul dari pihak perangkat kalurahan justru memicu kritik. Agung, Carik Kalurahan Botodayaan, saat dikonfirmasi awak media, menyebut bahwa perbuatan tersebut bukan pencurian, melainkan hanya tindakan “menandai” celana dalam milik warga.
“Memang kedua belah pihak mengakui peristiwa ini sering terjadi, tapi yang dilakukan bukan untuk mencuri. Hanya ditandai saja,” ujarnya.
Sanggahan ini justru menimbulkan tanda tanya di masyarakat. Banyak warga menilai alasan tersebut tidak masuk akal dan justru terkesan melindungi pelaku karena statusnya sebagai suami perangkat desa.
“Lucu saja kalau cuma menandai pakaian dalam sampai dibawa ke balai desa. Jelas ada yang ditutup-tutupi,” komentar seorang warga lain.
Kasus ini menjadi sorotan tajam karena dianggap mencoreng nama baik wilayah yang selama ini dikenal disiplin dan tertib. Warga menuntut sikap tegas dari pihak kalurahan, agar tidak ada kesan pilih kasih dalam penanganan kasus, siapa pun pelakunya.
Masyarakat berharap kejadian seperti ini tidak terulang dan menjadi pelajaran bagi seluruh perangkat desa untuk menjaga moral, wibawa, dan nama baik lingkungan.
(Red/pupung)

Social Plugin