Gunungkidul(Wartajawatengah.com)-Masih
mempertahankan tradisi kearifan lokal yang hampir punah,tradisi Ngapem untuk menyambut hari lebaran.Tradisi tersebut masih dipertahakan
Warga Padukuhan Belang,Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop,Kabupaten Gunungkidul
Minggu(31/03/2024).
Tradisi ini sudah turun temurun dari dulu sampai saat ini masih sangat kental, apem (makanan sejenis serabi) menjelang Idul Fitri.Sebelum takbir membuat kue apem untuk di berikan kepada anak-anak yang berkeliling dengan penuh kegembiraan menyambut Lebaran setelah satu bulan menunaikan ibadah puasa. Anak-anak , remaja sampai ibu-ibu muda turut keliling dari rumah ke rumah untuk halal bihalal dan mengambil kue apem yang sudah disiapkan di setiap rumah.
Budaya "Ngapem" ini ada makna di dalamnya selain berbagi rejeki juga arti dari Apem yang berasal dari bahasa Arab Afan atau Affuwun yang berarti mohon maaf. Secara tidak langsung apem bisa disebut juga sebagai simbol masyarakat Jawa untuk meminta ampunan, seperti tradisi setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan halal bihalal atau maaf memaafkan. Budaya Ngapem adalah kearifan lokal yang patut di lestarikan sebagai warisan budaya.
(Red/Pupung)
0 Komentar