YOGYAKARTA, DIY ||Wartajawatengah.com_
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, keluarkan Surat Edaran (SE), untuk kesiapan dan tanggap bencana megathrust, di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (03/09/2024).
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad saat ditemui awak media pada hari Senin, 2 September 2024 menuturkan, tak perlu keluarkan Surat Edaran (SE), menurutnya kesiap Siagaan sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu, yang dilaksanakan BPBD maupun BMKG DIY. Simulasi dan edukasi serta sosialisasi sedah di selenggarakan terutama untuk masyarakat pesisir pantai.
" Sebenarnya tidak perlu mengeluarkan surat edaran seperti itu. Karena masyarakat sudah mengerti semua terkait dengan megathrust," tutur Noviar.
Ditambahkan Noviar Rahmad, salah satu bekal pelatihan yakni, Asean Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) yang diselenggarakan 2023.
" Latihan bersama, terkait dengan menghadapi megathrust diikuti oleh TNI se ASEAN, dan simulasi kesehatan yang diadakan di Jogja," imbuh Noviar.
Dijelaskan lebih lanjut, masyarakat di sepanjang Pantai Glagah, yakni di enam Kalurahan telah diberikan edukasi dan pemasangan jalur evakuasi. Kemudian BMKG juga telah melakukan kegiatan serupa di sepanjang pantai di Wilayah Kabupaten Gunungkidul.
"Tahun ini sedang dilakukan kegiatan serupa di sepanjang pantai wilayah Bantul," jelas Noviar.
Tiga wilayah yakni Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo menjadi daerah potensial terdampak sunami saat gempa Megathrust benar terjadi. Artinya dengan upaya tersebut, masyarakat Jogja sudah lebih siap untuk menghadapi bencana.
"Namun bukan berarti kita mengabaikan terkait dengan peringatan (megathrust) dari BMKG. Perlu ada kerja sama multi pihak karena waktunya tidak ada yang tahu," imbuh Noviar.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad juga berpesan, terkait mitigasi bagi masyarakat, salah satunya yakni menyiapkan tas kebencanaan. Tas bencana hanya dibawa ketika ada bencana yang tidak diharapkan atau darurat.
"Kemudian mengetahui jalur evakuasi dan titik kumpul, menjauhi bangunan yang tidak tahan gempa," Pungkas Noviar.
(Red/Pupung)
0 Komentar