SRAGEN, JATENG || wartajawatengah.com_ Sempat mengundang perhatian dunia internasional setelah dilaporkan oleh media asing. Namun, juru kunci makam Pangeran Samudro menegaskan tidak ada ketentuan semacam itu dalam tata cara ziarah. Ritual seksual yang dikaitkan dengan tradisi ziarah di Gunung Kemukus, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Minggu (07/09/2025).
“Peziarah cukup datang, menyampaikan doa di makam, lalu pulang. Tidak ada kewajiban melakukan hubungan seksual,” jelas Tojiman, juru kunci makam Pangeran Samudro.
Penelusuran sejumlah akademisi mengungkap, praktik ritual seksual yang berkembang di kawasan itu diduga dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk bisnis prostitusi. Fenomena tersebut juga sempat ramai diberitakan pada tahun 2014, ketika kawasan Gunung Kemukus dipenuhi pekerja seks musiman setiap malam Kamis Pahing.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Kabupaten Sragen resmi menutup seluruh aktivitas yang berkaitan dengan ritual seksual dan prostitusi. Pemkab kemudian meluncurkan program The New Kemukus, sebuah rencana penataan ulang kawasan wisata religi yang masuk dalam strategi pengembangan pariwisata nasional.
Proyek penataan mencakup perbaikan dermaga, jalur pedestrian, panggung seni, area parkir, hingga penataan Sendang Ontrowulan dan makam Pangeran Samudro. Selain itu, fasilitas baru seperti gerbang barong, plaza penyambut, wisata kapal, toko suvenir, serta layanan kesehatan akan dibangun untuk mendukung kenyamanan peziarah maupun wisatawan.
Langkah ini diharapkan mengembalikan Gunung Kemukus ke fungsi aslinya sebagai destinasi religi, sekaligus menghapus stigma negatif yang melekat selama bertahun-tahun.
(Red/Muji)
Social Plugin