Petilasan Mbah Soleh Dipercayai Masyarakat Bisa Kabulkan Hajat

 


Gunungkidul (Wartajawatengah.com) – Petilasan Syeh Soleh atau sering disebut Mbah Soleh terletak di Dusun Bohol, Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,Selasa(5/3/2024).

Ditemukan pada tahun 1911 oleh Demang Prawiro dimejo, petilasan ini merupakan salah satu khazanah budaya lokal di Kapanewon Rongkop. Letaknya tepat di tepi atau sebelah barat jalan poros Kalurahan, sementara di sekelilingnya adalah lahan yang ditumbuhi rumput, semak-semak dan pepohonan tanaman keras, seperti pohon jati.

Petilasan ini berupa sebuah pohon Ipik tua dengan diameter kurang lebih 7 meter. Pohon Ipik tua tersebut dikelilingi oleh tembok keliling dari bata berspesi semen yang dicat berwarna putih.

Pohon Ipik tersebut dipercaya oleh masyarakat sekitar dan orang-orang dari luar Kalurahan Bohol, memiliki beragam kharomah apabila datang ke tempat tersebut untuk melakukan ritual tertentu atau berdoa. Mereka yang datang dan terkabulkan akan membawa kain kacu atau saputangan untuk diikatkan pada batang pohonnya.

Mbah Soleh yang dipercaya masyarakat yang menunggu Pohon besar tersebut, namanya diabadikan untuk menyebut petilasan atau punden. Masyarakat setempat mempercayai sebagai orang suci atau wali Alloh yang pernah bersemedi di tempat tersebut dan meninggal dunia di sana.

Menurut Juru kunci petilasan tersebut, Supardi diyakini ditempat itu tertinggal tongkat Syeh Soleh,yang ditunggui pengikutnya yaitu syeh Saketi.

Konon tongkat tersebut mempunyai karomah yang bisa berubah menjadi orang dengan jumlah sangat banyak.

“Meski dikenal sakti mandraguna, Syeh Saketi ini dikenal memiliki kekurangan, yaitu ‘umbelen’ (ingusan),” terang Supardi.

Untuk itu, hingga saat ini setiap tahun sekali yang jatuh dihari Senin Pahing selalu dilakukan ritual nyanggar Mbah Soleh. Dimana masyarakat yang datang wajib membawa sapu tangan yang diikatkan di pohon besar.

“Dari kalangan warga sekitar, pedagang, serta pejabat banyak yang datang kesini, untuk ngalap berkah.” pungkas Supardi.


( Red/Pupung)