GUNUNGKIDUL, DIY || Wartajawatengah.com_ Selain Lubang Buaya, tempat lainnya yang disebut-sebut punya kaitan dengan peristiwa G30S (Gerakan 30 September) PKI (Partai Komunis Indonesia) adalah Luweng Grubug. Tempat ini terletak dekat dengan Luweng Jomblang, tepatnya di Padukuhan Jetis Wetan, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Senin (30/09/2024).
Menurut cerita dari masyarakat, Luweng Grubug ini dahulu digunakan sebagai tempat eksekusi orang-orang yang dianggap terlibat gerakan PKI. Lantas, apakah benar Luweng Grubug dijadikan tempat eksekusi para anggota maupun simpatisan PKI? Berikut ini informasi lengkapnya.
Menurut informasi dari laman resmi Dinas Pariwisata Gunungkidul, Luweng Grubug terletak di barat Luweng Jomblang dan dihubungkan dengan sebuah lorong mendatar.
Dikutip dari detikJateng, untuk mencapai Luweng Grubug, detikers mesti berjalan menyusuri kebun jati terlebih dahulu. Setiba di lokasi, akan tampak beberapa besi yang terpancang berbentuk kotak di mulut gua. Dilihat dari atas, Luwung Grubug tampak cukup dalam dengan mulut gua berwarna putih keabu-abuan akibat arus air sungai bawah tanah di tempat tersebut.
Lebih lanjut, di balik keindahannya, Luweng Grubug menyimpan sejarah kelam pembantaian manusia. Hal ini diungkapkan langsung oleh Rangga Purbaya, seorang seniman yang berfokus dalam sejarah dan genosida 1965 Indonesia dalam buku Living Art: Indonesian Artists Engage Politics, Society, and History terbitan Australian National University Press.
"A beautiful location, sometimes storing a completely different history. Behind the subtle and graceful scenery, hidden dark stories, gloomy and heartbreaking, far from their appearance and designation. It could be that the beauty was intentionally made to obscure the dark history, and was carried out by the government or the local community with the aim of diverting the past from us."
"Lokasi yang indah, terkadang menyimpan sejarah yang sama sekali berbeda. Di balik pemandangan yang halus dan anggun, tersembunyi kisah-kisah kelam, suram, dan menyayat hati, jauh dari penampakan dan peruntukannya. Bisa jadi, keindahan itu sengaja dibuat untuk mengaburkan sejarah kelam, dan dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat setempat dengan tujuan mengalihkan masa lalu dari kita."
Kendati demikian, memang benar bahwasanya Luweng Grubug punya keindahan yang begitu memukau. Bayangkan, sebuah gua yang disinari langsung oleh matahari dari atas sehingga membentuk seberkas cahaya yang biasa disebut cahaya surgawi atau heaven's lights sebagaimana informasi dalam buku Gunungkidul, The Next Bali oleh Cyrillus Harinowo dkk.
Tiang matahari dalam Luweng Grubug inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan. Di sana, para wisatawan bisa mengabadikan banyak foto indah atau sekadar memanjakan mata dengan indahnya ciptaan tuhan.
Luweng Grubug, Saksi Bisu Pembantaian Orang-orang PKI Dirangkum dari Jurnal Walasuji berjudul 'Gerakan Kiri di Yogyakarta Tahun 1950-1965' oleh Galih Agung Wicaksono, bersama Jogja dan Bantul, Gunungkidul merupakan ladang pembantaian 'orang-orang kiri' kala itu. Di Gunungkidul, banyak orang yang dibunuh, dihukum, dan ditahan atas nama gerakan pemberantasan PKI.
Salah satu tempat yang dipergunakan untuk menghabisi orang-orang PKI adalah Luweng Grubug, di samping juga dilakukan di Benteng Vredeburg. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan salah seorang warga Kalurahan Pacarejo, Paijem.
"Kalau pas PKI saya masih kecil, jadi tidak begitu tahu detailnya. Tapi cerita dari kakek saya di situ memang untuk membuang orang-orang yang terlibat 30S (G30S PKI)," ujarnya.
Informasi senada juga ditemui dalam publikasi Cornell University Press bertajuk Violence on the Margins: Local Power, Spillover Effects, and Patterns of Violence in Gunung Kidul, 1965-66 oleh Mark Winward dan Siddharth Chandra. Dalam dokumen tersebut, Luweng Grubug disebut sebagai tempat eksekusi massal (major execution site).
Di tempat tersebut, para tahanan yang dibawa akan menemui ajalnya. Para tahanan dibawa dengan truk (kadang kala berjumlah beberapa buah truk) dan sampai di lokasi pada malam hari. Setelah itu, tahanan dipaksa berjalan menuju lokasi. Sesampainya di Luweng Grubug, orang-orang PKI atau yang dicurigai terlibat dengan partai ini, akan didorong jatuh atau ditembak.
Luweng Grubug Pernah Dibersihkan pada Tahun 90-an, akibat banyaknya eksekusi orang-orang yang disinyalir PKI pada era tersebut, dalam Luweng Grubug, ditemukan banyak tulang. Informasi ini dikabarkan langsung oleh Budiyanto, seorang pemandu wisata di Luweng Jomblang.
"Guanya itu di bawahnya ada aliran sungai. Jadi kalau orang yang dieksekusi di situ itu pasti (mati). Tapi juga banyak yang masih tersangkut, karena tulangnya masih banyak," terang Budiyanto.
Karena banyaknya tulang-tulang dalam Luweng Grubug, sekelompok orang membersihkannya pada tahun 90-an.
"Kalau yang membersihkan tulang-tulang itu tahun 90-an, jadi ada sekelompok orang turun ke gua lalu membersihkan itu tadi," pungkas Budiyanto.
Sekilas informasi tentang Luweng Grubug, sebuah gua indah Gunungkidul yang disebut-sebut sebagai tempat eksekusi orang-orang yang disinyalir sebagai PKI.
(Red/Pupung)
0 Komentar