WONOGIRI, JATENG || wartajawatengah.com_ Masyarakat Pracimantoro menyampaikan dukungan pro pembangunan pabrik semen, disertai dengan isak tangis. Ini berlangsung Rabu (14/05/25), saat bersama massa dari komunitas Paguyuban Cinta Pracimantoro (PCP), mendatangi acara public hearing atau Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPRD Kabupaten Wonogiri, Kamis (15/05/2025).
RDP digelar di ruang Graha Paripuna lantai dua gedung DPRD Kabupaten Wonogiri. Dipimpin Ketua DPRD Wonogiri Sriyono didampingi Wakil Ketua Suryo Suminto dan Krisyanto. Ikut hadir para Ketua Komisi terdiri atas Bambang Kingkong Sadriyanto, Supriyanto, Titik Sugiyarti dan Catur Winarko.
Juga hadir Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) Gimanto yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan bersama Ari Sumantri, Dani Mursito, Novri, Irwan Hari Purnomo, Sutoyo (Fraksi PDI Perjuangan). Juga hadir Heru Sukoco dan Intan Kusuma Susanti (Fraksi Partai Golkar), Nyamik Saptati, Iwan Susilo dan Wawan Arifianto (Fraksi PKS). Jati Waluyo dan Yekti Dewi Retno Basuki (Fraksi Gerindra Plus PAN), Ahmad Nasir dan Abdullah (Fraksi PKB Demokrat).
Ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, Sriyono, menyatakan, Anggota DPRD yang hadir ini komplit, dari semua fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Wonogiri. Juga para Pimpinan Komisi dan Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan.
Sementara itu dari PCP yang menyampaikan aspirasi mendukung pendirian pabrik semen, terdiri atas Permadi, Ugeng Gunadi, Wiyono, Rina Novitasari, Wasini, Putri Rohmawati, Purwadi, Giyanto dan Mbah Sadiman. Diantara mereka ini, ada dua perempuan yang saat menyampaikan aspirasi mendukung pendirian pabrik semen, disertai dengan isak tangis.
Keduanya berharap, hadirnya industri besar di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, dapat menciptakan lapangan kerja dan mengangkat perekonomian. Ingin terjadinya perubahan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terjadi peluang ibu-ibu dapat membuka warung, mengembangkan usaha kuliner, menjahit pakaian seragam pekerja dan membuka usaha laundry.
Masyarakat akan memperoleh penghasilan tetap dan jangan dibuat ketakutan terhadap hal-hal yang belum terjadi. Pabrik akan mengikuti aturan pemerintah, dan tidak akan membiarkan lingkungan menjadi rusak.
Tidak diinginkan, kemunculan sikap kontra dan pro pembangunan pabrik semen, memicu terjadinya gesekan antar warga. Selanjutnya, berharap DPRD memberikan dukungan pendirian pabrik semen.
Penyampai aspirasi juga membandingkan dengan pabrik semen di Tuban Jatim dan pabrik semen lain di Pulau Jawa. Yang dikatakan mampu memberikan kontribusi besar kepada masyarakat, berdampak positif dan tidak merusak lahan pertanian. Juga tidak menimbulkan polusi, suara bising atau pencemaran karena debu.
Diharapkan mampu memberikan CSR demi kemajuan generasi muda dan pengembangan olahraga. Dengan berbahasa Jawa, secara lugas Mbah Sadiman, menyatakan telah menjual lahan perbukitan (gunung) miliknya pada Tahun 2017 dengan harga Rp 17 ribu per Meter Persegi.
‘‘Kula termasuk pro pabrik semen, ning kok malah dipasangi gambar (baliho menolak pabrik semen). Niki lha nggih dateng raos mboten sekeca (Saya termasuk pro pabrik semen, tapi malah dipasangi baliho menolak pabrik semen. Ini kan membuat diri saya menjadi serba salah), ujarnya.
Giyanto, menyampaikan, bila pabrik semen tidak jadi didirikan, terus bagaimana lahan seluas 137 Hektare (Ha) atau mencapi 85 persen gunung milik rakyat yang telah dijual ? Bukankah itu hanya akan membuat hunian kera ?.
”Saya minta pabrik semen dapat segera dilanjutkan pendiriannya,” tandas Giyanto.
Usai menerima asiprasi dari komunitas PCP, Ketua DPRD Sriyono langsung menyikapinya dengan menggelar Rapat pimpinan Dewan. Ditegaskan, DPRD Wonogiri bersikap untuk tidak memihak yang pro dan yang kontra. Sebab, Tanggal 14 April 2025 lalu, DPRD Wonogiri menerima massa yang menolak pendirian pabrik semen. Yakni dari komunitas Tali Jiwo.
(Red/Pupung/Giyarto)
Social Plugin