GUNUNGKIDUL, DIY || Wartajawatengah.com_ Dinas Pariwisata Gunungkidul, turut bela sungkawa atas musibah kecelakaan laut yang menimpa siswa SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur, dalam insiden terseret ombak laut, tepatnya di Pantai Drini, Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (29/01/2025
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, saat di wawancarai awak media, menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya, atas terjadinya tragedi tenggelamnya hingga adanya 4 korban meninggal dunia siswa SMP 7 Mojokerto.
“Kita ikut berbela sungkawa atas meninggalnya siswa yang tenggelam, kita ikut prihatin dengan kejadian kemarin. Mudah-mudahan kedepanya, tidak terjadi lagi,” tutur Oneng Windu.
Oneng menghimbau kepada para wisatawan untuk senantiasa berhati-hati, memperhatikan himbauan, baik himbauan tertulis berupa banner, maupun himbauan pengeras suara. Melalui informasi media, supaya bener-bener memperhatikan tempat-tempat area berbahaya yang berada di area pantai atau Area Ripcurrent atau Boleran, merupakan arus tenang di Pantai yang rawan.
“Area Ripcurrent sangat membahayakan, dikarenakan tekanan arus yang berasal dari pantai, akan menjadi arus balik dengan kekuatan besar. Kedatangan arus tersebut membuat kita akan kesulitan melawan arus, seringkali terbawa arus ketengah, seperti yang terjadi kemarin,” imbuh Oneng Windu.
Untuk itu, perlunya kerjasama yang baik antara para pengunjung pariwisata dengan petugas. Ia mengharapkan, himbauan yang terlampir di banner, dari petugas diperhatikan.
Lebih lanjut Oneng Windu menjelaskan, Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, akan menambah atau memperbanyak membuat banner (bertuliskan himbauan), yang ditempel di Pos Tempat Pemungutan Retribusi (TPR), ditempat kawasan pantai, serta pada kawasan area terlarang. Lebih masif lagi, sebagai sarana informasi tertulis sebagai bentuk upaya mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Mengingatkan, tempat-tempat yang dilarang, tempat tertentu, tempat vital rawan bencana, supaya tidak diperbolehkan pengunjung bermainan air maupun berenang di laut.
“Kita juga akan lebih menekankan lagi kepada petugas kita yang berada di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR). Ketika mereka menyampaikan tiket itu, justru sambil memberikan informasi kepada para pariwisata, menghimbau, menyampaikan, tempat-tempat yang rawan. Tempat tertentu jangan diambah, juga menyarankan tempat yang sesuai, bagi pengunjung untuk singgah dan berlibur,” jelas Oneng Windu.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, menerangkan secara detail mengenai area yang berbahaya, seperti Area Ripcurrent atau Boleran supaya dihindari, bagi pengunjung pariwisata, area tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ;
1. Tidak berbuih putih (tidak ada ombak pecah)
2. Terlihat lebih tenang dari samping kanan kiri
3. Warna air lebih gelap dari samping kanan kiri
4. Ada arus kuat ke tengah menjauh dari bibir pantai
“Tempat tersebut memiliki perbedaan yang sangat signifikan dan arus ke tengah sangat kuat, dapat membuat kita menjauh dari bibir pantai. Apabila bermain air terlalu ke tengah, akan berisiko terhantam ombak besar, juga pada saat ombak mengarah ke daratan. Ombak besar tersebut, akan kembali ke laut dan menjadi arus balik ke tengah dapat membawa kita menjauh dari bibir pantai, seperti yang sudah terjadi akan terseret ke tengah” pungkas Oneng Windu.
Dengan adanya informasi tertulis melalui banner, maupun media dianjurkan para wisatawan untuk mencari lokasi pantai yang sudah didukung oleh petugas, dan mematuhi himbauan yang diberikan, mengenai kawasan rawan bagi pengunjung.
(Red/ Mawan)
Social Plugin