GUNUNGKIDUL, DIY || wartajawatengah.com – Ratusan warga dari berbagai daerah tumplek blek menyaksikan prosesi budaya yang selalu dinanti: pembukaan Cupu Kyai Panjala. Yang berada di wilayah Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, berubah menjadi lautan manusia pada Senin (29/9/2025).
Sejak sore, warga sudah berdatangan membawa rasa penasaran dan harapan. Lampu-lampu tradisional menerangi halaman tempat ritual digelar, sementara bau dupa dan aroma kenduri menambah khidmat suasana. Prosesi dimulai dengan doa bersama, lalu berlanjut ke inti acara: membuka cupu oleh para trah pemangku adat.
Saat singep atau kain pembungkus cupu dibuka, suasana hening, semua mata tertuju pada simbol-simbol yang mulai terlihat. Sebagian warga meyakini gambar-gambar itu sebagai pertanda kehidupan ke depan, meski bagi yang lain ia sekadar warisan budaya penuh makna.
Tahun ini tercatat 34 simbol muncul dari kain pembungkus Cupu Kyai Panjala. Berikut catatannya:
1. Bagian barat ada gambar ayam jantan menghadap barat.
2. Tenggara terdapat gambar dua kepala: satu menghadap timur dengan mulut terbuka, satu menghadap barat sambil merokok.
3. Barat daya muncul gambar wayang Narodo.
4. Barat laut terlihat gambar kambing menghadap timur.
5. Bagian timur tampak gambar pulau Sumatra.
6. Timur laut tergambar sosok duduk menghadap timur.
7. Bagian barat muncul gambar bintang.
Timur tampak sosok duduk menghadap timur.
8. Bagian selatan terlihat gambar gurem (kutu).
9. Timur terdapat gambar layang-layang berekor.
10. Timur juga muncul gambar tikus.
11. Timur menampilkan kepala berjenggot.
12. Barat laut ada kepala wayang.
13. Bagian barat terlihat angka tiga.
14. Barat juga menampilkan wayang Petruk menghadap barat.
15. Timur ada kepala laki-laki berikat kepala.
16. Barat terlihat orang shalat rukuk menghadap kiblat.
17. Timur laut muncul huruf Arab alif.
18. Timur tampak kepala singa.
19. Bagian barat ada babi menghadap timur.
20. Selatan muncul anak menunggang hewan.
21. Barat terlihat wayang Semar menghadap utara.
22. Timur ada telapak tangan.
23. Timur juga memperlihatkan pulau Jawa.
24. Barat daya terlihat kepala dengan mata melotot.
25. Utara muncul gambar gunungan (kayon) berdiri.
26. Barat terlihat gambar ikan air.
27. Barat daya muncul anak kecil memakai rok.
28. Timur menampilkan angka tiga.
30. Barat daya terlihat perempuan dengan anaknya.
31. Dari singep yang basah hanya ada empat lembar, sisanya bergambar kering.
32. Cupu Semar Kinandu tampak miring ke timur.
33. Cupu Palang Kinantang miring ke selatan.
34. Cupu Kenti Wiri tampak doyong ke timur laut.
Warga yang hadir tampak terdiam, ada yang berbisik-bisik menafsirkan, ada pula yang sekadar mengabadikan momen dengan ponsel.
“Setiap tahun gambarnya selalu berbeda, dan selalu ada makna tersendiri,” ujar Suyatno, warga Panggang yang rutin hadir.
Para sesepuh adat menekankan, tradisi ini bukan sekadar tontonan atau ramalan, melainkan ajakan untuk mawas diri.
“Simbol ini hendaknya jadi pengingat agar kita tetap menjaga keseimbangan hidup, saling menghormati, dan menjaga alam. Semoga masyarakat selalu diberi tentrem, ayem, lan makmur,” tutur salah satu trah Cupu Kyai Panjala.
Ritual ini, selain menjadi bagian dari warisan budaya, juga mempererat ikatan sosial masyarakat. Malam itu, Girisekar bukan sekadar desa, melainkan panggung spiritual yang menyatukan masa lalu, kini, dan harapan akan masa depan.
(Red/Pupung)
Social Plugin